Budidaya ternak cacing tanah - Cacing tanah adalah binatang yang takut akan sinar, karena itu wadah berupa bak harus ditempatkan di tempat yang teduh dan jika perlu ditutup, di siang hari. Jika menggunakan bak permanen sebaiknya pembuatan bak ditempat yang teduh, misalnya dibawah pohon serta diberi pelindung atap genteng, agar tidak kena hujan serta sinar matahari langsung.
Di dalam pemeliharaan, sarang atau media cacing tanah juga harus dijaga kelembapannya, dengan cara diperciki air setiap hari. Penyiraman diupayakan supaya air tidak tergenang dan sesudah itu bak-bak selalu ditutup dengan menggunakan daun pisang, plastik kertas Koran atau karung goni yang sudah dibasahi. Disamping itu, pemeliharaannya perlu dilakukan ialaah menghindarkan cacing dari gangguan binatang seperti semut, cecak, tikus, lintah, kecoa, dll.
Dengan penyiraman serta penggemburan bisa menghindarkan cacing dari gangguan tersebut, atau bak-bak bisa ditutup dengan kasa halus. Bila memakai bak dari ember plastic, besek yang berada di rak yang tersusun, untuk menghindari semut, kaki rak diberi tatakan (mangkok, yang diisi olie kemudian air atau serbuk kapur anti semut).
Setelah dua minggu kemudian dari masa peletakkan pertama, induk-induk cacing dipindahkan ke media yang lain sambil menanti kokon-kokon itu menetas. Budidaya ternak cacing tanah tersebut setiap 2 minggu berikutnya, induk-induk cacing yang sudah bertelur kemudian dipindahkan ke media lain. Perlakuan ini juga untuk anak-anak cacing yang sudah berusia 3,5 bulan dan mulai bertelur. Cara memindahkan induk cacing tanah dapat dengan cara langsung mengaduk-ngaduk media di dalam “kandang”, bisa juga dengan meletakkan makanan di salah satu sudut kandang hingga induk cacing mudah berkumpul dan mudah untuk dipindahkan.
Selama masa pemeliharaan, cacing-cacing itu dibagi dalam beberapa fase.
Demikian Informasi mengenai budidaya ternak cacing tanah, semoga bermanfaat.
Di dalam pemeliharaan, sarang atau media cacing tanah juga harus dijaga kelembapannya, dengan cara diperciki air setiap hari. Penyiraman diupayakan supaya air tidak tergenang dan sesudah itu bak-bak selalu ditutup dengan menggunakan daun pisang, plastik kertas Koran atau karung goni yang sudah dibasahi. Disamping itu, pemeliharaannya perlu dilakukan ialaah menghindarkan cacing dari gangguan binatang seperti semut, cecak, tikus, lintah, kecoa, dll.
Dengan penyiraman serta penggemburan bisa menghindarkan cacing dari gangguan tersebut, atau bak-bak bisa ditutup dengan kasa halus. Bila memakai bak dari ember plastic, besek yang berada di rak yang tersusun, untuk menghindari semut, kaki rak diberi tatakan (mangkok, yang diisi olie kemudian air atau serbuk kapur anti semut).
Setelah dua minggu kemudian dari masa peletakkan pertama, induk-induk cacing dipindahkan ke media yang lain sambil menanti kokon-kokon itu menetas. Budidaya ternak cacing tanah tersebut setiap 2 minggu berikutnya, induk-induk cacing yang sudah bertelur kemudian dipindahkan ke media lain. Perlakuan ini juga untuk anak-anak cacing yang sudah berusia 3,5 bulan dan mulai bertelur. Cara memindahkan induk cacing tanah dapat dengan cara langsung mengaduk-ngaduk media di dalam “kandang”, bisa juga dengan meletakkan makanan di salah satu sudut kandang hingga induk cacing mudah berkumpul dan mudah untuk dipindahkan.
Selama masa pemeliharaan, cacing-cacing itu dibagi dalam beberapa fase.
- Fase awal : perkembangan , dimulai sejak kokon (telur) menetas menjadi anak cacing hingga berusia 2,5 bulan atau 3,5 bulan. Pada usia ini cacing dapat dijual untuk indukan atau bibit.
- Fase kedua: usia 4 sampai 7 bulan, yang merupakan masa produktif cacing menghasilkan kokon.
- Fase ketiga : usia 7 bulan ke atas, yang telah tidak produktif lagi.
Demikian Informasi mengenai budidaya ternak cacing tanah, semoga bermanfaat.